Di dalam Al-Qur’an sebagai dasar dan sumber
ajaran islam banyak ditemui ayat-ayat yang berhubungan dengan ketenangan dan
kebahagiaan jiwa sebagai hal yang prinsipil dalam kesehatan mental. Ayat-ayat
tersebut adalah:
لَقَدْ مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ
Artinya: Sungguh Allah telah memberi karunia
kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang
rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat
Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-kitab dan
al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (keadaan nabi) itu, mereka adalah
benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Q.S. 3: 164)
Dalam hadits Rasulullah dijelaskan juga yaitu:
Artinya: Sesungguhnya aku diutus oleh Allah adalah
bertugas untuk menyempurnakan kemulian Akhlak manusia.
Dengan kejelasan ayat Al-Qur’an dan hadits
diatas dapat ditegaskan bahwa kesehatan mental (shihiyat al nafs) dalam arti yang luas adalah
tujuan dari risalah Nabi Muhammad SAW diangkat jadi rasul Allah SWT, karena
asas, cirri, karakteristik dan sifat dari orang yang bermental itu terkandung
dalam misi dan tujuan risalahnya. Dan juga dalam hal ini al-Qur’an berfungsi
sebagai petunjuk, obat, rahmat dan mu’jizat (pengajaran) bagi kehidupan jiwa
manusia dalam menuju kebahagian dan peningkatan kualitasnya sebagai mana yang
ditegaskan dalam ayat berikut:
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
(Q.S. Ali Imran: 104)
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menjanjikan
kemenangan kepada orang-orang yang mengajak kepada kebaikan,menyuruh kepada
yang makruf dan mencegah kapada yang mungkar. Keimanan,katqwaan,amal
saleh,berbuat yang makruf, dan menjauhi perbuatan keji dan mungkar faktor yang
penting dalam usaha pembinaan kesehatan mental.
Artinya: Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan
ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping
keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan
bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S.
Al-Fath: 4)
Ayat di atas menerangkan bahwa Allah mensifati
diriNya bahwa Dia-lah Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Bijaksana yang dapat
memberikan ketenangan jiwa ke dalam hati orang yang beriman.
Artinya: Sesungguhnya Al Quran ini memberikan
petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada
orang-orang Mu´min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala
yang besar. (Q.S. Al-Isra: 9)
Artinya: Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Q.S. Al-Isra: 82)
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. Yunus: 57)
Berdasarkan kejelasan keterangan ayat-ayat
Al-Qur’an diatas, maka dapat dikatakan bahwa semua misi dan tujuan dari ajaran
Al-Qur’an (islam) yang berintikan kepada akidah, ibadah, syariat, akhlak dan
muamalata adalah bertujuan dan berperan bagi pembinaan dan pengembangan sumber
daya manusia yang berkualitas dan berbahagia.
Islam memiliki konsep tersendiri dan khas
tentang kesehatan mental. Pandangan islam tentang kesehatan jiwa berdasarkan
atas prinsip keagamaan dan pemikiran falsafat yang terdapat dalam ajaran-ajaran
islam.
Adapun al-Ghazali mengistilahkan
kesehatan jiwa itu dengan tazkiyat al nafs yang artinya identik dengan iman dan
takwa sebagai yang telah dijelaskan. Ia mengartikan tazkiyat al nafs itu dengan
ilmu penyakit jiwa dan sebab musababnya, serta ilmu tentang pembinaan dan
pengembangan hidup kejiwaan manusia, suatu pengertian yang identik dengan
kesehatan jiwa. Pengertian tersebut tidak terbatas pada konsepnya pada gangguan
dan penyakit kejiwaan serta perawatan dan pengobatannya, tetapi juga meliputi
pembinaan dan pengembangan jiwa manusia setinggi mungkin menuju kesehatan dan
kesempurnaannya sesuai dengan arti kata tazkiyat itu sendiri dalam pendidikan
al-Qur’an berikut:
Artinya: demi jiwa dan kesempurnaan (ciptaan)-Nya.
Allah menghilangkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang melakukan proses tazkiyah (pembinaan
takwa) dalam dirinya, sebaliknya merugilah orang-orang yang mengotori jiwa
(mengikuti hawa nafsu dalam pembinaan jiwanya) atau tadsiyat al naf s. (Q.S. Asy Syamsu: 7-10)
Dari keterangan ayat diatas dapat pula diambil
suatu pedoman bahwa tujuan dari pembinaan dan pengembangan jiwa itu dalam islam
adalah untuk mewujudkan kondisi kesehatan jiwa yang baik. (al-falah) yang
diperoleh melalui pendidikan tazkiyah atau pembinaan potensi jiwa takwa dalam
diri. Sehingga jiwa muthmainnah menyempurnakan kehidupan mental manusia, dan
inilah tujuan yang paling tinggi dari usaha pembinaan dan pengembangan
kesehatan jiwa dalam Islam yang harus dicapai oleh setiap muslim muslimah.
0 komentar:
Posting Komentar
TULIS UNEK-UKEK ANDA